PENGERTIANSemua alat bayar/barang yg diterima oleh dunia internasional sebagai alat pembayaran luar negeri. Wujud Devisa: Uang asing, wesel asing, emas dan tagihan (piutang) di luar negeri 1. Devisa Umum diperoleh tanpa adanya kewajiban mengembalikan (ekspor, turisme dll) 2. Devisa Kredit diperoleh dengan kewajiban mengembalikan FUNGSI memudahkan melakukan keg yg berhubungan dengan luar Didunia internasional, kualitas pendidikan Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 negara di seluruh dunia berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education For All Global Monitoring Report 2012. Sedangkan berdasarkan Indeks Perkembangan Pendidikan (Education Development Index, EDI), Indonesia berada pada peringkat ke-69 dari 127 negara pada 2011. Globalisasiadalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias. Makalahtentang Globalisasi - Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi bias. Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak Dalambidang budaya globalisasi diartikan sebagai sesuatu yang dipelajari dan secara mekanisme adaptasi yang diwarisi secara turun temurun menyangkut aspek pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan segala kebiasaan sebagai anggota masyarakat. Dalam era globalisasi, keterbukaan informasi memungkinkan seseorang mengadopsi nilai-nilai pengetahuan dan kebiasaan di luar TcSik. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Era globalisasi telah membawa dampak signifikan terhadap budaya di seluruh dunia. Globalisasi dapat diartikan sebagai proses integrasi dan interaksi antara berbagai negara dan masyarakat yang melintasi batas-batas geografis, politik, dan ekonomi. Dalam konteks ini, budaya tidak lagi terbatas pada wilayah geografis tertentu, melainkan menjadi sebuah fenomena yang terhubung secara global. Salah satu dampak utama dari globalisasi terhadap budaya adalah pertukaran ide, nilai, dan praktik budaya di antara masyarakat yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi, yang memungkinkan informasi dan produk budaya untuk dengan mudah dipertukarkan secara global. Misalnya, melalui internet dan media sosial, individu dapat mengakses dan berinteraksi dengan budaya dari seluruh dunia, termasuk musik, film, literatur, dan tradisi itu, perdagangan internasional yang semakin meningkat juga telah membawa pengaruh budaya yang signifikan. Produk budaya seperti makanan, pakaian, dan barang- barang konsumsi lainnya dapat dengan mudah ditemukan di berbagai negara, sehingga mengubah pola hidup dan selera masyarakat setempat. Hal ini menciptakan perpaduan budaya yang unik, di mana elemen budaya asing dan lokal saling berdampingan dan saling mempengaruhi. Namun, meskipun globalisasi telah membawa manfaat dalam hal peningkatan pemahaman lintas budaya dan akses terhadap keberagaman budaya, juga ada tantangan yang dihadapi oleh budaya dalam era ini. Salah satunya adalah dominasi budaya global yang seragam, yang cenderung mengaburkan keunikan budaya lokal. Globalisasi ekonomi dan media massa yang kuat dapat menyebabkan homogenisasi budaya, dengan citra, nilai, dan tren yang serupa tersebar di berbagai belahan dunia. Selain itu, perubahan budaya yang cepat juga dapat menimbulkan resistensi dan ketegangan dalam masyarakat. Beberapa kelompok masyarakat berjuang untuk mempertahankan identitas budaya mereka dan melindungi warisan tradisional mereka dari pengaruh budaya asing. Perdebatan tentang pelestarian budaya versus adaptasi terhadap perubahan budaya global menjadi semakin kompleks dan konteks ini, penting bagi masyarakat untuk mengembangkan pendekatan yang seimbang terhadap budaya dalam era globalisasi. Menerima perubahan budaya yang dibawa oleh globalisasi tidak berarti mengorbankan identitas budaya sendiri. Sebaliknya, masyarakat dapat memelihara kekhasan budaya lokal sambil terbuka terhadap pengaruh baru yang dapat memperkaya dan melengkapi budaya mereka. Dialog, toleransi, dan kesadaran akan nilai-nilai budaya yang penting adalah kunci dalam menghadapi perubahan budaya dalam era globalisasi. Pertanyaan apakah masyarakat seharusnya menerima atau menolak perubahan budaya dalam era globalisasi merupakan perdebatan yang kompleks. Sudut pandang yang berbeda- beda dapat muncul tergantung pada konteks sosial, budaya, dan nilai-nilai yang yang mendukung penerimaan perubahan budaya dalam era globalisasi melihat manfaat dalam keberagaman budaya yang semakin luas. Menerima perubahan budaya dapat membuka pintu untuk pemahaman yang lebih baik antara masyarakat dari berbagai latar belakang. Pertukaran ide, nilai, dan praktik budaya dapat menghasilkan inovasi dan perkembangan yang kaya secara budaya. Penerimaan terhadap perubahan budaya juga dapat mempromosikan toleransi dan penghargaan terhadap keunikan setiap budaya. Namun, ada juga pendekatan yang lebih kritis dan cenderung menolak perubahan budaya dalam era globalisasi. Alasan di balik penolakan ini sering kali berakar pada kekhawatiran terhadap kehilangan identitas budaya lokal. Masyarakat yang menolak perubahan budaya mungkin merasa bahwa pengaruh budaya global dapat mengaburkan nilai-nilai dan tradisi mereka sendiri. Mereka berjuang untuk mempertahankan kekhasan budaya mereka dan melindungi warisan budaya yang mereka anggap juga argumen yang menyatakan bahwa pendekatan penerimaan atau penolakan perubahan budaya tidak harus bersifat biner. Masyarakat dapat mengadopsi pendekatan yang seimbang dalam menghadapi perubahan budaya dalam era globalisasi. Pendekatan ini mencakup upaya untuk menjaga kekhasan budaya lokal sambil terbuka terhadap pengaruh baru yang dapat memperkaya budaya tersebut. Ini melibatkan dialog antara budaya-budaya yang berbeda, pengakuan terhadap nilai-nilai budaya yang penting, dan penyesuaian yang bijaksana dalam menghadapi perubahan yang akhirnya, keputusan untuk menerima atau menolak perubahan budaya dalam era globalisasi adalah pilihan yang kompleks dan tergantung pada konteks masyarakat dan individu. Yang penting adalah untuk menghargai keberagaman budaya, mempromosikan dialog dan saling pengertian antara budaya-budaya yang berbeda, dan memastikan bahwa perubahan budaya terjadi dengan tetap menghormati dan melindungi kekhasan dan identitas budaya yang ada. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya Pengertian Globalisasi Konsep globalisasi dapat dengan mudah dipahami melalui pemenggalan kata global’ dan sasi’. Kata global’ merujuk pada lintas batas dan kata sasi’ merujuk pada perubahan / proses menjadi. Untuk mempermudah mengingat, globalisasi dapat diartikan secara singkat sebagai proses perubahan sosial pada skala lintas batas. Globalisasi mengacu pada suatu kondisi perubahan sosial dimana negara, wilayah dan masyarakat saling terkoneksi satu sama lain, baik itu dalam bidang ekonomi, politik, serta sosial budaya. Globalisasi merupakan suatu fase perubahan yang dialami oleh masyarakat di berbagai penjuru dunia. Ciri khas dari era globalisasi yaitu semakin kaburnya batas-batas geografis antar negara. Pertukaran informasi serta arus barang maupun jasa tidak lagi hanya dilakukan dalam cakupan negara lokal, nasional namun juga merambah lintas negara global, internasional. 3 Aspek Globalisasi beserta Contohnya Globalisasi merupakan fenomena dunia sehingga sangat memiliki pengaruh terhadap setiap aspek kehidupan manusia. Berikut merupakan contoh-contoh globalisasi dari masing-masing aspek kehidupan, yaitu Aspek Ekonomi Ilustrasi e-commerce yang membawa perubahan pada mekanisme jual-beli barang. Sumber gambar Pada aspek ekonomi, globalisasi mengacu pada perubahan yang terjadi pada mekanisme pertukaran barang dan jasa. Dalam hal ini, seseorang tidak perlu pergi ke Amerika untuk membeli produk fashion disana atau kebutuhan-kebutuhan rumah tangga. Selain itu, kalaupun seseorang memiliki banyak sekali uang, ia dapat membeli vila penginapan di Hawai dengan membayar jasa konsultasi kepada agen properti yang ada disana. Segala produk yang tersedia di pasaran dapat diakses oleh siapa saja dan dimana saja dengan bantuan internet. Kehadiran e-commerce kepanjangan electronic commerce; perdagangan elektronik seperti Amazon, e-bay, Shopee, Lazada dan lain-lainnya semakin memudahkan pengiriman barang lintas batas. Memesan sepatu yang sedang trend di Eropa hingga memesan produk kecantikan milik idol pop di Korea sangatlah mungkin dengan mekanisme pengiriman internasional yang ditawarkan oleh situs e-commerce tertentu. Pada era globalisasi, transaksi uang dan barang antar negara bergerak sangat cepat lebih dari yang kita bayangkan serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dunia. Aspek Politik Ilustrasi Aktivitas gerakan yang dilakukan oleh pelajar di dunia untuk mempengaruhi kebijakan terkait lingkungan. Sumber gambar Globalisasi membawa pengaruh besar pada arah kebijakan politik negara-negara di dunia. Jika sebelumnya kebijakan politik hanya mencakup skala nasional, era globalisasi mendorong terintegrasinya kebijakan-kebijakan politik di berbagai negara dan memungkinan terciptanya bentuk-bentuk kerja sama politik antar negara. Contoh kerja sama politik tersebut diantaranya seperti Uni Eropa UE, International Monetary Fund IMF, World Bank, dan World Trade Organization WTO. Pada aspek politik, globalisasi juga ditandai dengan beroperasinya aktivitas-aktivitas politik yang mempromosikan nilai-nilai universal pada skala global. Nilai-nilai universal tersebut diantaranya seperti hak asasi manusia, kesetaraan, permasalahan lingkungan dan lain sebagainya. Maraknya aktivitas politik yang terjadi pada negara tertentu sangat mungkin mempengaruhi negara lain di dunia, hal ini khususnya dipengaruhi oleh kehadiran media massa. Konsekuensi dari hal tersebut yaitu terjadinya fenomena gerakan sosial pada level global yang dilakukan oleh para warga masyarakat guna mempengaruhi kebijakan pemerintah tertentu. Dalam rangka memperjuangkan kepentingan politisnya, para warga yang tergabung menjadi bagian dari gerakan sosial tertentu akan berjejaring dengan masyarakat global dan bekerja sama dengan dengan organisasi internasional. Aspek Sosial Budaya Ilustrasi fans kpop yang tersebar di berbagai penjuru dunia. Sumber gambar Pada aspek sosial budaya, konsep globalisasi merujuk pada proses terintegrasinya gagasan, nilai, norma, perilaku serta cara hidup sosial kemasyarakatan. Dalam hal ini, sebagian besar individu dibentuk oleh pengaruh masyarakat dunia. Di Indonesia contohnya, kita bisa dianggap ketinggalan zaman jika kita belum menonton film Avengers atau mendengarkan album terbaru Justin Bieber. Amerika Serikat menjadi kiblat perfilman dan musik dunia, Korea Selatan menjadi kiblat tren kecantikan, Paris menjadi kiblat fashion wanita, dan lain sebagainya. Berbagai wilayah di dunia memiliki elemen sosial budayanya masing-masing dan akan saling mempengaruhi satu sama lainnya seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya internet. Pada intinya, globalisasi pada aspek sosial budaya dapat diartikan sebagai fenomena sosial dimana praktik-praktik kebudayaan yang dilakukan individu bukan hanya dipengaruhi oleh dirinya sendiri namun oleh masyarakat global. Dimanapun individu itu berada, ia memiliki kemungkinan untuk terpapar budaya-budaya dari luar negaranya. Sebagai contoh, terdapat sebagian individu yang terobsesi dengan budaya kehidupan masyarakat Korea Selatan melalui pengaruh idol pop kegemarannya, sebagian individu lainnya tergila-gila dengan budaya Jepang melalui film anime yang ditontonnya setiap hari. Adapun tak jarang para wanita Indonesia berusaha merubah tampilan hidungnya menjadi mancung dan berkulit putih karena terbiasa mengikuti keseharian para artis Hollywood kegemarannya di sosial media. Faktor Pendorong Globalisasi Globalisasi tidak serta merta tercipta dengan sendirinya. Terdapat tiga faktor utama yang mendorong terjadinya globalisasi, yaitu 1. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi Faktor pendorong utama globalisasi yaitu kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang memudahkan proses pertukaran informasi di berbagai pelosok dunia. Kemajuan teknologi tersebut yang membuat semakin kaburnya batas-batas geografis antar negara di dunia karena semua informasi yang individu butuhkan dapat tersedia dalam genggaman dan hanya dengan sekali klik. Kehadiran ponsel pintar serta internet koneksi 5G merupakan contoh dari perkembangan teknologi yang mendorong globalisasi terus terjadi. Era globalisasi sangatlah identik dengan kecepatan, kemudahan dan ketersediaan. Arus informasi dan komunikasi berlangsung begitu cepat, berbagai peristiwa dunia dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja, kapan saja dan dimana saja dengan bantuan ponsel pintar. Pun segala jenis informasi, barang dan jasa akan selalu tersedia bagi tiap-tiap individu yang membutuhkannya dengan bantuan akses internet. Pertukaran informasi menjadi lebih mudah di seluruh dunia. Sumber gambar 2. Kehadiran perusahaan multinasional Perusahaan multinasional merupakan intrumen lain yang mendorong terjadinya globalisasi. Sebagai contoh, terdapat perusahaan besar skala multinasional yang menanamkan modal, aset serta memutuskan untuk membangun pabrik di negara berkembang dimana tenaga kerja murah dan bahan baku mentah tersedia. Perusahan multinasional tersebut pada dasarnya telah menjalankan aktivitas ekonomi skala besar dan sangat mempengaruhi perekonomian nasional di negara berkembang yang mereka tempati. Perusahan-perusahaan multinasional juga semakin mengaburkan batas-batas geografis antar negara karena pada dasarnya eksistensi mereka sangat ditentukan oleh pasar dunia. Modal dan aset perusahaan tersebar di berbagai negara serta manajemen perusahaan dikelola secara lintas batas oleh karyawannya. Dampak Positif dan Negatif Globalisasi Globalisasi tidak dimungkiri mampu menjangkau seluruh aspek kehidupan manusia. Meskipun globalisasi banyak membawa dampak positif, faktanya juga terdapat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan, antara lain yaitu Dampak Positif Globalisasi memungkinkan individu antar negara untuk saling berkomunikasi secara mudah dan juga murah; Globalisasi memungkinkan terjadinya pertukaran informasi dan diseminasi pengetahuan secara cepat dan tepat; Globalisasi memungkinkan masyarakat dari berbagai komunitas, negara serta latar belakang budaya dan agama yang berbeda untuk saling mengenal dan memahami perbedaan satu sama lainnya; Globalisasi membawa nilai-nilai universal, misalnya mengenai isu-isu kemanusiaan seperti kesetaraan, keadilan, demokrasi dan lain sebagainya, serta isu-isu agenda pembangunan dunia. Dampak Negatif Globalisasi memunculkan perilaku budaya masyarakat konsumtif. Sebagai contoh, kemudahan untuk mengakses media masa serta kehadiran media sosial mendorong individu untuk terus membeli barang-barang terkini sebagaimana tren yang berkembang; Globalisasi membawa pengaruh pada bahasa dan kebudayaan lokal. Dalam hal ini, Bahasa Inggris yang dikenal dengan bahasa internasional memiliki kemungkinan untuk mengikis bahkan menghilangkan bahasa-bahasa lokal; Globalisasi memiliki kemungkinan untuk menghilangkan tradisi, kebiasaan dan adat istiadat masyarakat; Globalisasi memperlebar kesenjangan sosial pada skala lokal, nasional dan global. Dalam hal ini, masyarakat perdesaan terpencil yang kesulitan dalam mengakses internet akan semakin tertinggal jika dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Begitupun dalam skala global, negara yang tidak memiliki kemampuan mengembangkan teknologi akan jauh tertinggal dengan negara-negara maju lainnya dalam aspek pertumbuhan ekonomi; Globalisasi berpotensi menghasilkan kriminalitas skala lintas batas. Contohnya yaitu seperti perdagangan narkoba, perdangan manusia, penipuan dan lain sebagainya. Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Sehari-hari Globalisasi berkontribusi besar pada pertukaran nilai-nilai budaya antar komunitas masyarakat dunia. Kebanyakan negara tidak lagi dapat berdiri sendiri melainkan terintegrasi kedalam sistem dan nilai-nilai masyarakat global. Dalam hal ini, media memiliki peran besar dan menjadi alat dalam penyebarluasan nilai-nilai tersebut. Keberadaan media – seperti TV/radio/HP, koran, majalah dan lain sebagainya – telah melahirkan ikatan serta kontak budaya antar manusia yang berbeda negara. Adapun komunikasi dan perkembangan ilmu pengetahuan juga turut membantu menjembatani jarak budaya antar negara-negara di dunia. Meskipun interaksi antara konsep globalisasi dan budaya memperlihatkan pengaruh positif dimana telah terjadi pertukaran nilai budaya, namun demikian perlu disadari bahwa globalisasi berpotensi untuk mempengaruhi tergerusnya identitas budaya lokal. Generasi muda Indonesia khususnya, tidak sedikit diantara mereka yang terbawa pengaruh budaya asing, misal dari aspek kehidupan sehari-hari seperti merek pakaian favorit, genre lagu favorit, film favorit, atau sekedar preferensi makanan. Sebenarnya tanpa kita sadari setiap tindakan yang kita pilih sehari-hari sangat dipengaruhi oleh apa yang kita konsumsi melalui media. Adapun globalisasi pada dasarnya juga melahirkan asimilasi atau percampuran budaya, yakni dimana budaya-budaya minoritas akan terbawa arus budaya yang lebih besar. Hal ini tersebut cenderung mengancam keberagaman budaya serta identitas lokal. Sebagai contoh, kebanyakan generasi muda akan cenderung mendengarkan genre musik elektro pop khas Billie Eilish dibandingkan musik dangdut atau gamelan atau musik khas kampung halaman orangtuanya misalnya. Contoh lain, para milenial akan cenderung menggabungkan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris dalam percakapan sehari-hari agar terlihat keren, bahasa-bahasa daerah tentunya dianggap tidak begitu penting. Upaya Menghadapi Globalisasi Tidak dapat dipungkiri, globalisasi sangat identik dengan nilai-nilai modernitas. Sebagian besar komunitas masyarakat berlomba-lomba menjadi masyarakat modern, sebagian besar manusia pun pada hakikatnya berupaya merubah diri menjadi manusia modern. Pada prinsipnya, tidak ada yang salah dengan globalisasi dan peradaban modern, malah faktanya masyarakat kita banyak terbantu dengan kemudahan berkomunikasi dan kemajuan teknologi. Fakta lainnya yaitu kita kemungkinan besar tidak akan mampu menghindari arus globalisasi dengan cakupannya yang begitu luas disetiap aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu menjadi penting bagi kita sebagai individu untuk pintar-pintar bersikap guna terhindar dari perilaku yang menggerus nilai, budaya, adat dan kebiasaan lokal yang kita miliki. Dalam hal ini, melatih kemampuan berpikir kritis dengan cara menyaring setiap informasi yang kita konsumsi sehari-hari melalui media massa dapat dikatakan salah satu upaya untuk menghadapi globalisasi. Kemampuan berpikir kritis merupakan kemampuan berpikir kembali dan mempertimbangkan informasi yang diperoleh sebelum menerapkan suatu tindakan. Dengan berpikir kritis, individu akan memiliki kontrol yang lebih baik atas perilaku dan tindakannya sehari-hari, dibandingkan sekedar mengikuti arus tren semata. Kontributor Sabrina Burhanudin, Alumni Sosiologi FISIP UI Materi lainnya Stratifikasi Sosial Mobilitas Sosial Multikulturalisme

globalisasi mempermudah akses informasi dan pertukaran budaya di seluruh dunia