Padahal bisa diucapkan pada keadaan lain, dikutip dari NU Online, Imam an-Nawawi dalam al-Adzkâr an-Nâwâwî menjelaskan beberapa hal yang disunnahkan untuk membaca hamdalah. “Disunnahkan memulai dengan ‘alhamdulillah’ untuk setiap muallif, orang yang belajar, orang yang mengajar, orang yang diceramahi dan orang yang berceramah, serta
Kemudian dilanjutkan dengan membaca surat Al-Baqarah dari awal hingga akhir dan melanjutkannya dengan surat Ali-Imran sampai akhir. Dan dilanjutkan lagi dengan membaca surat An-Nisa. “ Selanjutnya Rasulullah membaca surat Al-Baqarah, saya pun mengira bahwa beliau akan berhenti pada ayat ke-100, ternyata beliau terus membaca.
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir. Laa hawla wa laa quwwata illa billah. Laa ilaha illallah wa laa na’budu illa iyyah. Lahun ni’mah wa lahul fadhl wa lahuts tsanaaul hasan. Laa ilaha illallah mukhlishiina lahud diin wa law karihal kaafiruun. Artinya :
Praise be to Allah. This du’a “Alhamdullilah alladhi la yuhmadu ‘ala makruhin siwah” was not narrated from the Prophet (peace and blessings of Allah be upon him). What was narrated from the Prophet (peace and blessings of Allah be upon him) is that which was narrated by Ibn Majah (3803) from ‘Aishah who said: “When the Messenger of
BACA JUGA: 4 Keutamaan Nuzulul Quran, Salah Satunya Pengampunan Dosa. اللهم نور قلوبنا بنور هدايتك كما نورت الارض بنور شمسك ابدا ابدا برحمتك يا ارحم الراحمين. Arab latin: Allaahumma nawwir quluubanaa bi tilaawatil qur aan, wa zayyin akhlaa qonaa bijaahil qur’an, wa hassin
WqF38.
alhamdulillahi ala ni matil iman arab